Langsung ke konten utama

Avatar: The Way of Water (2022) - Penantian 13 Tahun yang Pantas


Sumber: IMDB

Directed by James Cameron

Written by James Cameron, Rick Jaffa, Amanda Silver, Josh Friedman, Shane Salerno

Starring by Sam Worthington, Zoe Saldaña, Sigourney Weaver, Stephen Lang, Kate Winslet


Ulasan:

Sebuah penantian 13 tahun lamanya yang sangat tidak sia-sia dari James Cameron dan kali ini kita dibawa menuju dunia laut Pandora yang tidak kalah menakjubkannya dibanding hutan Pandora yang sudah dikenalkan di film pendahulunya. Lingkup konfliknya pun kali ini lebih sempit daripada di film pendahulunya. Kalau di film pendahulunya konfliknya berada di lingkup “rakyat”, di film ini konfliknya berada di lingkup “keluarga”. Namun, sebagai environmentalist, James Cameron tetap membuat film ini kental akan pesan peduli lingkungan meski temanya kali ini adalah balas dendam.

Dari durasinya yang sepanjang 192 menit atau tiga jam lebih 12 menit, film ini banyak mengenalkan kita kepada keluarga Jake Sully yang meliputi dua putranya Neteyam dan Lo'ak, putri kecilnya Tuk, putri angkatnya Kiri (lahir dari avatar tak berdaya Dr. Grace Augustine), dan seorang anak manusia bernama Spider, putra dari Kolonel Miles Quaritch yang lahir di Pandora dan tidak bisa dikirim ke Bumi karena saat itu umurnya terlalu muda untuk dimasukkan ke dalam cryostasis. Tujuan film ini berlama-lama pada keluarga Jake Sully adalah untuk menggali sisi emosional dan menambah kekhawatiran kepada penontonnya. Ya, di film ini memang keluarga digambarkan sebagai kekuatan maupun kelemahan. Di sisi lain bisa membangkitkan kegembiraan, juga bisa memunculkan kerentanan.

Avatar: The Way of Water dari visualnya masih sangat megah dan mewah, sama seperti film pendahulunya. Perpindahan dari dunia hutan Pandora ke dunia laut Pandora tidak ada gap. Visual maupun ekosistemnya masih membuat kita percaya kalau ini masih di Pandora. Worldbuilding-nya kali ini juga membuat mata saya terbuka, antara dunia hutan dan laut Pandora, klan hutan dan laut, memiliki ciri khasnya masing-masing. Namun, masih memiliki kesamaan dalam hal kepercayaan yang bergantung pada alam. Masing-masing klan pun ternyata memiliki Pohon Roh-nya sendiri.

Secara teknik dan visual, film ini tidak usah diragukan lagi, mutakhir dan jago. Bagaimana tidak? Butuh menunggu 13 tahun lamanya agar teknologinya bisa siap. 13 tahun lamanya menunggu itu, James Cameron tentunya tidak hanya ingin menunggu saja. Ia mempertebal naskah film ini dan melengkapi naskah untuk film ketiga, keempat, dan kelimanya. Hasil dari mempertebal naskahnya, film ini menjadi mendetail dan seolah-olah penonton tidak boleh melewatkan sedikit pun bagaimana dunianya. Namun, hal tersebut membuat durasi film ini sangat panjang. Bagi sebagian orang bisa menjadi masalah. Namun, bagi saya sendiri tidak masalah karena visualnya bikin betah.


SINEKSTASI SCORE:

4.5/5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Boy from Heaven (Cairo Conspiracy) (2022) - Tidak Ada Tempat yang Luput dari Dosa

  Sumber: TMDB Directed by  Tarik Saleh Written by  Tarik Saleh Starring by  Tawfeek Barhom, Fares Fares, Mohammad Bakri, Makram Khoury, Mehdi Dehbi, Moe Ayoub, Sherwan Haji, Ahmed Lassaoui, Jalal Altawil, Ramzi Choukair Ulasan: Mendapatkan kesempatan menuntut ilmu di universitas paling bergengsi di dunia untuk pembelajaran Islam, Universitas Al-Azhar, tentunya merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Apalagi, untuk seorang anak yang berasal dari keluarga kelas bawah. Kebanggaan itu sirna seketika saat Imam Besar Al-Azhar tiba-tiba meninggal dunia dan pemilihan Imam Besar selanjutnya dipenuhi dengan berbagai siasat licik. Terlebih lagi ia terjebak ambil bagian menjadi pion dalam siasat licik itu. Mau tidak mau Adam (Tawfeek Barhom) harus terlibat pada intrik politik antara negara dan universitas karena ancamannya adalah keluarga dan dirinya. Boy from Heaven (Cairo Conspiracy) menerangkan untuk tidak tertipu dengan label terutama sebagai universitas, tempat dimana ters...

Guillermo del Toro's Pinocchio (2022) - Kisah Pinokio Berlatar Masa Fasisme Italia

Sumber: IMDB Directed by Guillermo del Toro, Mark Gustafson Written by  Guillermo del Toro, Patrick McHale ( Screenplay ), Matthew Robbins ( Story ) Starring by  Ewan McGregor, David Bradley, Gregory Mann, Burn Gorman, Ron Perlman, John Turturro, Finn Wolfhard, Cate Blanchett, Tim Blake Nelson, Christoph Waltz, Tilda Swinton Ulasan: “Yang terjadi, terjadi lah”, sama halnya seperti sebuah kematian. Kita tidak bisa menghindari sebuah kematian, tidak pula meminta untuk dihidupkan kembali setelah kematian. Namun, itu tidak berlaku untuk Pinocchio, boneka kayu ciptaan Geppetto yang dapat hidup seperti manusia dan dapat pula hidup abadi setelah dihidupkan oleh Peri Kayu. Karena keistimewaan Pinocchio tersebut, ternyata menarik perhatian seorang pemilik pertunjukan sirkus dan seorang podestà untuk memanfaatkannya. Dapat kah Pinocchio selamat dari mereka berdua? Dengan tema kehidupan dan kematian-nya, tak dapat dipungkiri Pinocchio -nya Guillermo Del Toro ini menjadi cerita Pino...