Langsung ke konten utama

WOMEN TALKING (2022) - Perjuangan Wanita Tiada Akhir

Sumber: TMDB

Directed by Sarah Polley

Written by Sarah Polley

Starring by Rooney Mara | Claire Foy | Jessie Buckley | Judith Ivey | Ben Whishaw | Frances McDormand


Ulasan:

Ini bukan soal siapa menang atau kalah, melainkan soal kehormatan yang harus dijaga.

Pilihan dilematis dihadapi oleh sekelompok wanita di sebuah komunitas berbasis agama, antara: ‘tinggal dan tak melakukan apa-apa’, ‘tinggal dan berjuang’, atau ‘pergi’ — setelah diketahui pria-pria di komunitas itu telah memperkosa para perempuan dengan membius mereka dengan obat penenang ternak.

Masalahnya adalah mereka telah terperangkap pada dogma agama yang ditanamkan semenjak kecil, “siapa pun yang keluar dari koloni, maka ia ditolak masuk ke dalam Kerajaan Surga”. Selain itu, terbatasnya pendidikan yang hanya untuk kaum pria, sehingga para perempuan di dalam koloni tak bisa membaca maupun menulis, membuat mereka takut mengarungi dunia luar.

Mereka tak peduli menang atau kalah dengan memaafkan atau tidak memaafkan para pelaku. Mereka hanya peduli keamanan dan kehormatan mereka terjaga dari para pria keji. Untuk itu, pilihan sulit ada di tangan mereka. Opsi ‘tinggal dan tak melakukan apa-apa’ sudah pasti disingkirkan, karena itu sama saja “mencari mati”. Dua opsi menjadi yang paling diperdebatkan. Para wanita memiliki opini dan persepsinya masing-masing dari dua opsi itu meski mereka punya satu pikiran, yaitu kebebasan.

Pada akhirnya, ‘pergi’ tetap lah pilihan terbaik. ‘Pergi’ bukan karena tak bisa berjuang ataupun takut, tetapi untuk memastikan keselamatan anak-anak mereka — terutama anak gadis — serta yang terpenting, untuk memiliki kebebasan dalam bertindak ataupun berpikir sebagai perempuan.

Sayang, kisah perempuan dan perjuangannya ini hanya lah fiktif belaka. Kenyataannya, para perempuan tetap tinggal di koloninya karena sudah terlanjur terjebak pada sistem patriarki nan seksis. Para pelaku “hanya” dijatuhi hukuman paling lama 25 tahun penjara dan itu pun ada upaya “pengampunan” dari orang-orang di koloni. Setidaknya dari contoh kecil di film ini kita belajar bahwa sistem patriarki tak pernah menguntungkan bagi perempuan, bahkan cenderung membahayakan. Ada kesempatan menyuarakan isi hati dan pikiran saja rasanya seperti karunia Tuhan.


Poster Women Talking
    SINEKSTASI SCORE:

   4/5



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Holy Spider (2022) - Pembunuhan "Suci" Di Tanah Suci

Sumber: IMDB Directed by Ali Abbasi Written by Ali Abbasi & Afshin Kamran Bahrami Starring by  Mehdi Bajestani, Zar Amir Ebrahim Ulasan: Pada rentang tahun 2000 sampai 2001 terjadi pembunuhan berantai di kota Masyhad, Iran yang menargetkan perempuan-perempuan pekerja seks komersial dan pecandu narkoba dengan jumlah 16 orang. Tersangkanya ialah Saeed Hanaei, atau pers menyebutnya sebagai “pembunuh laba-laba” sebab ia akan membujuk para perempuan itu ke rumahnya lalu mencekik dan membuang tubuh mereka. Motifnya sendiri adalah karena ia ingin membersihkan kota dari kerusakan moral atau orang-orang korup. Kejadian tersebut ternyata tidak luput dari perhatian Ali Abbasi sebagai orang Iran dan segera menulis versi filmnya tidak lama setelah melihat Hanaei diwawancarai dalam film dokumenter berjudul And Along Came a Spider (2002) buatan Maziar Bahari. Niat awalnya ingin filmnya setia pada peristiwa sebenarnya, lalu Abbasi mengambil beberapa kebebasan setelah melihat ada aspek lain yang

Guillermo del Toro's Pinocchio (2022) - Kisah Pinokio Berlatar Masa Fasisme Italia

Sumber: IMDB Directed by Guillermo del Toro, Mark Gustafson Written by  Guillermo del Toro, Patrick McHale ( Screenplay ), Matthew Robbins ( Story ) Starring by  Ewan McGregor, David Bradley, Gregory Mann, Burn Gorman, Ron Perlman, John Turturro, Finn Wolfhard, Cate Blanchett, Tim Blake Nelson, Christoph Waltz, Tilda Swinton Ulasan: “Yang terjadi, terjadi lah”, sama halnya seperti sebuah kematian. Kita tidak bisa menghindari sebuah kematian, tidak pula meminta untuk dihidupkan kembali setelah kematian. Namun, itu tidak berlaku untuk Pinocchio, boneka kayu ciptaan Geppetto yang dapat hidup seperti manusia dan dapat pula hidup abadi setelah dihidupkan oleh Peri Kayu. Karena keistimewaan Pinocchio tersebut, ternyata menarik perhatian seorang pemilik pertunjukan sirkus dan seorang podestà untuk memanfaatkannya. Dapat kah Pinocchio selamat dari mereka berdua? Dengan tema kehidupan dan kematian-nya, tak dapat dipungkiri Pinocchio -nya Guillermo Del Toro ini menjadi cerita Pinocchio yang pal